Keutamaan Membaca Al-Qur'an
- ..
Sebagai
seorang muslim, membaca Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban yang
harus diamalkan. Di tengah kesibukkan dan padatnya aktivitas rutin
setiap hari membuat beberapa orang diantara kita yang sering lupa dan
tidak mau membaca dan mengamalkan kandungan di dalamnya. Sungguh, ini
sangat disayangkan. Manfaatkan momentum setiap hari untuk senantiasa
membaca Al-Qur’an. Insya Allah pahalanya berlimpah.
Allah
Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi,– Agar Allah menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
(Faathir: 29-30).
Syaikh
Ibnu ‘Utsaimin menjelaskan bahwa membaca kitab Allah ada dua macam:
Pertama,
membaca hukmiyyah, yakni membenarkan berita-berita yang ada dan
melaksanakan hukumnya dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya.
Kedua,
membaca lafzhiyyah, yakni membaca lafaznya. Telah datang nas-nas yang
cukup banyak menerangkan tentang keutamaannya, baik membaca secara
umum isi Al Qur’an, surat tertentu maupun ayat tertentu (Majaalis Syahri Ramadhan, tentang Fadhlu tilaawatil Qur’an).
Keutamaan
membaca Al Qur’an
Berikut
ini akan kami sebutkan keutamaan membaca Al Qur’an:
1.
Sebaik-baik manusia adalah orang yang belajar Al Qur’an dan
mengajarkannya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah
orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Hal
itu dikarenakan Al Qur’an adalah firman Allah Rabbul ‘aalamin. Al
Qur’an merupakan ilmu yang paling utama dan paling mulia, oleh
karena itu orang yang mempelajari dan mengajarkannya adalah orang
yang terbaik di sisi Allah Ta’ala. Jangan biarkan lidah ini kaku
untuk mengucapkan huruf-huruf Al-Qur’an.
2.
Al Qur’an adalah sebaik-baik ucapan
Allah
Azza wa Jalla berfirman:
“Allah
telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran.”
(Az Zumar: 23).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya: “Amma
ba’du, sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah,
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk urusan
adalah perbuatan yang diada-adakan (dalam agama) dan semua bid’ah
adalah sesat.” (HR. Muslim).
Imam
Syafi’i dan ulama lainnya berpendapat bahwa membaca Al Qur’an
merupakan dzikir yang paling utama.
3.
Orang yang mahir membaca Al Qur’an akan bersama para malaikat
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang
yang lancar membaca Al Qur’an akan bersama malaikat utusan yang
mulia lagi berbakti, sedangkan orang yang membaca Al Qur’an dengan
tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.”
(HR. Muslim).
Orang
yang tersendat-sendat dalam membaca Al Qur’an mendapatkan dua
pahala adalah hasil dari membaca Al Qur’an dan karena telah
bersusah payah untuknya.
4.
Orang yang membaca Al Qur’an diibaratkan seperti buah utrujjah yang
luarnya wangi dan dalamnya manis.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Perumpamaan
orang mukmin yang membaca Al Qur’an adalah seperti buah utrujjah, aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al
Qur’an adalah seperti buah kurma, tidak ada wanginya, tetapi
rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah seperti
tumbuhan raihaanah (kemangi), aromanya wangi tetapi rasanya pahit,
sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an adalah seperti
tumbuhan hanzhalah, tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR.
Bukhari-Muslim).
5.
Al Qur’an akan memberi syafa’at kepada pembacanya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bacalah
Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan
syafa’at kepada pembacanya.” (HR. Muslim).
6.
Membaca satu atau dua ayat Al Qur’an lebih baik daripada memperoleh
satu atau dua ekor unta yang besar
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada para sahabat:
“Siapakah
di antara kalian yang suka berangkat pagi setiap hari ke Bathhan atau
‘Aqiq dan pulangnya membawa dua unta yang besar punuknya tanpa
melakukan dosa dan memutuskan tali silaturrahim?” Para sahabat
menjawab, “Wahai Rasulullah, kami suka hal itu.” Beliau bersabda:
“Tidak adakah salah seorang di antara kamu yang pergi ke masjid,
lalu ia belajar atau membaca dua ayat Al Qur’an? Yang sesungguhnya
hal itu lebih baik daripada memperoleh dua ekor unta, tiga ayat lebih
baik daripada tiga ekor unta, empat ayat lebih baik daripada empat
ekor unta dan (jika lebih) sesuai jumlah itu dari beberapa ekor
unta.” (HR. Muslim).
7.
Rahmat dan ketentraman akan turun ketika berkumpul membaca Al Qur’an
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah
berkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab
Allah dan mempelajarinya, kecuali akan turun ketentraman kepada
mereka, diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan
Allah akan menyebut mereka ke hadapan makhluk di sisi-Nya.” (HR.
Muslim).
8.
Karena kemuliaan Al Qur’an, tidak pantas bagi yang telah
menghapalnya mengatakan “Saya lupa ayat ini dan itu”, tetapi
hendaknya mengatakan “Ayat ini telah terlupakan.”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah
salah seorang di antara kamu berkata: “Saya lupa ayat ini dan ini”,
bahkan ayat itu telah dilupakan.” (HR. Muslim).
Syaikh
Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Hal itu karena ucapan “saya lupa”
terkesan adanya sikap tidak peduli dengan ayat Al Qur’an yang
dihapalnya sehingga ia pun melupakannya.”
9.
Membaca satu huruf Al Qur’an akan memperoleh sepuluh kebaikan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang
siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan
mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan
dilipat gandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam
Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim
satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
10.
Al Qur’an merupakan tali Allah
Ali
bin Abi Thalib berkata, “Al Qur’an adalah Kitabullah, di dalamnya
terdapat berita generasi sebelum kalian, berita yang akan terjadi
setelah kalian dan sebagai hukum di antara kalian. Al Qur’an adalah
keputusan yang serius bukan main-main, barang siapa meninggalkannya
dengan sombong pasti dibinasakan Allah, barang siapa mencari petunjuk
kepada selainnya pasti disesatkan Allah. Dialah tali Allah yang
kokoh, peringatan yang bijaksana dan jalan yang lurus. Dengan Al
Qur’an hawa nafsu tidak akan menyeleweng dan lisan tidak akan
rancu. Para ulama tidak akan merasa cukup (dalam membacanya dan
mempelajarinya), Al Qur’an tidak akan usang karena banyak
pengulangan, dan tidak akan habis keajaibannya. Dialah Al Qur’an,
di mana jin tidak berhenti mendengarnya sehingga mereka mengatakan;
“Sungguh kami mendengar Al- Qur’an yang penuh keajaiban,
menunjukkan ke jalan lurus, maka kami beriman kepadanya”. Barang
siapa yang berkata dengannya pasti benar, barang siapa beramal
dengannya pasti diberi pahala, barang siapa berhukum dengannya
pastilah adil dan barangsiapa mengajak kepadanya pastilah ditunjuki
ke jalan yang lurus.”
11.
Pembaca Al Qur’an akan ditinggikan derajatnya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan
dikatakan kepada pembaca Al Qur’an “Bacalah dan naiklah (ke
derajat yang tinggi), serta tartilkanlah sebagaimana kamu
mentartilkannya ketika di dunia, karena kedudukanmu pada akhir ayat
yang kamu baca.” (Hasan shahih, HR. Tirmidzi).
12.
Dengan Al Qur’an, Allah meninggikan suatu kaum dan dengannya pula
Allah merendahkan suatu kaum
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
Allah meninggikan suatu kaum karena Al Qur’an ini dan merendahkan
juga karenanya.” (HR. Muslim).
Yakni
bagi orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengamalkan isinya, maka
Allah akan meninggikannya. Sebaliknya, bagi orang yang mengetahuinya,
namun malah mengingkarinya, maka Allah akan merendahkannya.
13.
Orang yang membaca Al Qur’an secara terang-terangan seperti
bersedekah secara terang-terangan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang
yang membaca Al Qur’an terang-terangan seperti orang yang
bersedekah terang-terangan, dan orang yang membaca Al Qur’an secara
tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR.
Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat Shahihul Jaami’: 3105).
Oleh
karena itu, bagi orang yang khawatir riya’ lebih utama membacanya
secara sembunyi. Namun jika tidak khawatir, maka lebih utama secara
terang-terangan.
14.
Para penghapal Al Qur’an dimuliakan oleh Islam
Di
antara bentuk pemuliaan Islam kepada mereka adalah:
a.
Mereka lebih berhak diangkat menjadi imam.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya yang mengimami
suatu kaum itu orang yang paling banyak (hapalan) terhadap Kitab
Allah Ta’ala (Al Qur’an). Jika mereka sama dalam hapalan, maka
yang lebih mengetahui tentang Sunnah. Jika mereka sama dalam
pengetahuannya tentang sunnah, maka yang paling terdepan hijrahnya.
Jika mereka sama dalam hijrahnya, maka yang paling terdepan masuk
Islamnya –dalam riwayat lain disebutkan “Paling tua umurnya”-,
janganlah seorang mengimami orang lain dalam wilayah kekuasaannya,
dan janganlah ia duduk di tempat istimewa yang ada di rumah orang
lain kecuali dengan izinnya.” (HR. Muslim).
b.
Mereka lebih didahulukan dimasukkan ke dalam liang lahad, jika banyak
orang yang meninggal.
Pada
saat perang Uhud banyak para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang gugur, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan agar yang lebih didahulukan dimasukkan ke liang lahad
adalah para penghapal Al Qur’an.
c.
Berhak mendapatkan penghormatan di masyarakat
Oleh
karena itu, di zaman Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, para
penghapal Al Qur’an duduk di majlis musyawarahnya.
d.
Berhak diangkat menjadi pimpinan safar
Imam
Tirmidzi meriwayatkan (dan dia menghasankannya) bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim utusan beberapa
orang, lalu Beliau meminta masing-masing untuk membacakan Al Qur’an,
maka mereka pun membacakan Al Qur’an. Ketika itu ada anak muda yang
ternyata lebih banyak hapalannya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam berkata kepadanya: “Surat apa saja yang kamu hapal, wahai
fulan?” ia menjawab: “Saya hapal surat ini, itu dan surat Al
Baqarah.” Beliau berkata: “Apakah kamu hapal surat Al Baqarah?”
ia menjawab: “Ya.” Maka Beliau bersabda: “Berangkatlah, kamulah
ketuanya.”
Ketika
itu ada seorang yang terkemuka di antara mereka berkata: “Demi
Allah, tidak ada yang menghalangiku untuk mempelajari surat Al
Baqarah selain karena khawatir tidak sanggup mengamalkannya.” Maka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pelajarilah
Al Qur`an dan bacalah, karena perumpamaan Al Qur`an bagi orang yang
mempelajarinya kemudian membacanya seperti kantong yang penuh dengan
minyak wangi, dimana wanginya semerbak ke setiap tempat, dan
perumpamaan orang yang mempelajarinya kemudian tidur (tidak
mengamalkannya) padahal Al Qur`an ada di hatinya seperti kantong yang
berisi minyak wangi namun terikat.”
15.
Tanda cinta kepada Allah adalah mencintai Al Qur’an
Ibnu
Mas’ud berkata, “Barang siapa yang ingin dicintai Allah dan
Rasul-Nya, maka perhatikanlah: “Jika ia mencintai Al Qur’an,
berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Thabraniy dengan
isnad, di mana para perawinya tsiqah).
Utsman
bin ‘Affan berkata, “Kalau sekiranya hati kita bersih, tentu
tidak akan kenyang (membaca) kitabullah.”
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer