Malam Nisfu Sya'ban
- ..
Berkenaan
dengan malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan
yang patut diketahui tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa
hadits yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadits A'isyah:
"Suatu malam rasulullah shalat, kemudian beliau bersujud panjang,
sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga
maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak.
Setelah Rasulullah usai shalat beliau berkata: "Hai A'isyah
engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya
Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka
Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama".
Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini".
"Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini
adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini,
maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang
mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang
dengki" (HR. Baihaqi). Menurut perawinya hadits ini mursal (ada
rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
Dalam
hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka
hidupkanlah dengan shalat dan puasalah pada siang harinya,
sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah
bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang
yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang
mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing."
(HR. Ibnu Majah dengan sanad lemah).
Ulama
berpendapat bahwa hadits lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal
(keutamaan amal). Walaupun hadits-hadits tersebut tidak shahih, namun
melihat dari hadits-hadits lain yang menunjukkan keutamaan bulan
Sya'ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas
mempunyai keutamaan dibandingkan dengan malam-malam lainnya.
Bagaimana
merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan
shalat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan
Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan
malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan shalat
malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat
Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari
masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.
Adapun
apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Shalat Malam
Nisfu Sya'ban sebanyak 100 rakaat, ini tidak ada landasannya dan
termasuk bid'ah. Syeikh Abdurrahman bin Ismail al-Muqaddisi telah
mentahqiq masalah ini. Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk
malam nisfu Sya'ban, namun cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a
yang pernah dilakukan Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk
meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah,
shalat, zikir membaca Al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer