Khilafiah
- ..
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اَللّهِ الرّحْمن الرّحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ
آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ
آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ
Khilafiah adalah perbedaan dalam memandang suatu masalah, lebih tepatnya dalam
mengambil kesimpulan hukum dari dalil-dalil Quran dan Sunnah. Perbedaan
cara mengambil kesimpulan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain:
1. Perbedaan dalam meshahihkan suatu hadits
Al-Imam Al-Bukhari punya standar keshahihan hadits yang berbeda
dengan A-Imam Muslim. Padahal keduanya sama-sama pakar hadits yang
dikenal sebagai penyusun kitab hadits tershahih di dunia.
Namun ada kalanya sebuah hadits dishahihkan oleh Al-Bukhari namun
tidak dishahihkan oleh Muslim. Dan yang sebaliknya pun seringkali
terjadi.
Bila para para ulama ahli hadits sudah berbeda pendapat, sudah bisa
dipastikan bahwa kesimpulan hukum yang dikeluarkan oleh masing-masing
ahli fiqih pun akan berbeda juga.
2. Perbedaan Dalil yang Saling Bertentangan
Sangat dimungkinkan dan bahkan sering kali terjadi ada dua atau lebih
dalil yang sama-sama shahih dan kuat, namun ternyata memberikan hukum
yang berbeda.
3. Perbedaan Metode Istimbath Hukum
Para ulama ahli fiqih di level mujtahid mutlak punya kaidah dan
metode yang sudah baku untuk mengistimbath hukum. Namun belum tentu
sama antara yang satu dengan yang lain.
Misalnya, Al-Imam Malik rahimahullah dikenal sebagai ulama yang mengandalkan amalu ahlil-Madinah sebagai landasan hukum. Sesuatu yang oleh ketika imam Mazhab lainnya tidak dikenal atau tidak diterima.
Kemudian ada al-maslahah al-mursalah, saddu azd-dzarai', syar'u man qablana, dan lainnya yang diterima oleh satu pihak namun ditolak oleh pihak lain.
4. Karakter Para Ulama
Sebagian ulama ada yang punya kecenderungan menyempitkan masalah
karena kehati-hatiannya, namun ada yang meluaskan hukum karena
berprinsip bahwa Islam itu mudah dan rahmat.
Adalah shahabat Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu anhu seorang yang
cenderung mutasyaddin, tidaklah ada dua pilihan hukum kecuali beliau
memilih yang lebih berat. Baginya, surga itu harus didapat dengan
kesungguhan dan pengorbanan.
Namun Abdullah bin Abbas punya karakter yang lembut dan selalu
mencari yang termudah, karena Allah tidak membebani hamba-Nya kecuali
sesuai dengan kadar kemampuannya.
Dan masih banyak lagi hal-hal yang menyebabkan khilafiah itu pasti terjadi.
Bolehkah Khilafiah Terjadi?
Ada banyak dalil yang memastikan bahwa khilafiah di antara para ulama
itu boleh terjadi, bahkan sebuah keniscayaan. Dasarnya antara lain:
1. Para Shahabat Mengalami Khilafiah
Peristiwa perang Bani Quraidhah adalah contoh yang amat nyata tentang
bagaimana para shahabat nabi berbeda pandangan dalam menafsirkan
perintah Rasulullah SAW. Selain itu juga ada kisah tentang perbedaan
penafsiran para petani kurma di Madinah tentang 'larangan' Rasulullah
SAW untuk melakukan penyebukan. Juga ada kisah tentang para shahabat
yang berbeda pendapat dalam menetapkan arah kiblat, sehingga ada yang
shalat menghadap ke Barat, Timur, Utara dan Selatan.
Namun perbedaan itu bukan perpecahan, mereka tetap bershahabat dan saling mengasihi antara sesamanya.
2. Para Nabi Mengalami Khilafiah
Nabi Musa dan Nabi Khidhir 'alaihimassalam pernah berbeda
pendapat dalam melakukan perjalanan. Cerita lengkapnya bisa kita baca di
dalam surat Al-Kafhi. Nabi Musa dan kakaknya, Nabi Harun
'alaihimassalam, bahkan sempat bentrok dan tarik-tarikan rambut, untuk
urusan yang mereka perselisihkan.
Keputusan hukum Nabi Daud pernah 'diralat' oleh anaknya sendiri, Nabi
Sulaiman 'alaihissalam dalam sengketa yang menyangkut hukum dalam
perkara rakyat negeri mereka.
Namun para nabi adalah satu kesatuan mata rantai sebagai penyampai
risalah dari Allah kepada umat manusia. Perbedaan pendapat itu bukan
perpecahan, apalagi permusuhan.
3. Para Malaikat Mengalami Khilafah
Dalam kisah taubatnya pembunuh 100 nyawa yang meninggal di tengah
jalan menuju jalan taubat, dua malaikat saling berbeda pendapat. Yang
satu malaikat rahman yang ingin memasukkannya ke surga. Sedang yang
satunya malaikat adzab yang ingin memasukkannya ke neraka.
Ya Subhanallah, bahkan malaikat yang tidak punya emosi sekalipun, juga mengalami khilafiah dalam memutuskan perkara.
Maka bisa kita simpulkan bahwa khilafiah atau beda pendapat adalah hal
yang lumrah, terjadi pada siapa saja, termasuk para sahabat, para nabi
dan bahkan para malaikat.
Khilafiah yang terjadi di kalangan ulama adalah hak preogratif mereka,
tidak ada hak dan wewenang kita yang awam dan bukan ahli hukum ini
ikut-ikutan meributkan khilafiah di antara mereka.
Bukan karena kita tidak boleh melakukan upaya ijtihad seperti mereka,
juga bukan karena pintu ijtihad telah tertutup, namun karena persoalan
kapasitas keilmuwan.
Tentu sangat kurang pantas ketika para ulama ahli di tingkat elit
masih berbeda pendapat, ternyata kita yang ada di level grassroot juga
ikut-ikutan saling meributkannya.
Yang Diharamkan Adalah Perpecahan dan Saling Memerangi
Yang diharamkan adalah perpecahan, bukan perbedaan cara pandang. Bentuk-bentuk perpecahan yang diharamkan misalnya:
- Mencaci maki orang yang pendapatnya tidak sama dengan pendapat dirinya. Baik dengan tuduhan ahli bid'ah, pelaku kemusyrikan atau gelar-gelar lain yang tidak layak.
- Memutuskan tali silaturrahim dengan orang yang dianggap pendapatnya tidak sama.
- Membuat kampanye fitnah serta menghujat saudaranya di muka umum, padahal akar masalahnya hanya beda pendapat yang telah terjadi sejak zaman shahabat
- Menyakiti bahkan melukai perasaan saudaranya, dengan beragama cara.
- Cara yang paling buruk adalah dengan menyakiti secara pisik bahkan melakukan pembunuhan, seperti tragedi fitnah besar antara sunnah syiah.
Bukankah kita bisa duduk bersama untuk memecahkan masalah? Mengapa
kita harus angkat suara dengan nada yang tinggi, padahal kita saudara?
Mengapa kita harus saling berbunuhan, satu dengan lainnya, padahal mereka adalah saudara kita juga?
Semoga Allah SWT menentramkan hati kita dan menguatkan persaudaraan
kita, serta merajut kembali keping-keping ukhuwah di antara kita. Amin Ya Rabbal Alamin
والله أعلم بالصواب
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer