Isu Front Pembela Islam (FPI) Kembali Menghangat
- ..
Menyangkut
isu FPI yang kembali menghangat saat ini, menurut saya apa yang kita
lihat tentang 'aksi-aksi anarkis' Front Pembela Islam (FPI) di media,
tidak pernah lepas dari penilaian subjektif dan objektif media itu
sendiri. Kalau kesannya aksi-aksi itu anarkis, memang liputanya memang
dibuat sedemikian rupa, setidaknya kesan anarkis itu memang diekspose,
entah tujuannya untuk memojokkan posisi FPI, atau untuk menggambarkan
betapa umat Islam itu anarkis atau memang sekedar kerjaan insan media
yang haus sensasi.
Yang terakhir itu dimungkinkan karena karekteristik media, terutama televisi memang butuh liputan dan gambar yang sensasional.
Sebagai ilustrasi kasus bulan Ramadhan lalu: Gambar-gambar yang
menampilkan proses awal di mana para anggota FPI sedang melakukan
negosiasi kepada para pemilik tempat hiburan yang secara hukum memang
melanggar peraturan resmi, nyaris tidak menarik untuk ditampilkan.
Tetapi ketika pihak pengelola tempat hiburan melakukan pelemparan dan
provokasi, lalu FPI mempertahankan diri atau balas menyerang, secara
gambar memang merupakan momen yang cukup menarik. Gambar para aktifis
merusak tempat hiburan itulah yang dinaikkan di layar kaca. Karena
secara visual, gambar itu lebih menarik ketimbang gambar orang sedang
diskusi yang terlihat hanya pasif dan itu-itu saja.
Namun tidak
tertutup kemungkinan ada unsur kesengajaan dalam penayangan gambar
anarkisme yang terjadi. Sangat dimungkinkan bahwa pihak media
dimanfaatkan oleh para cukong pemilik tempat hiburan yang bergelimang
dengan harta itu untuk menampilkan kesan seolah-olah FPI itu tidak lebih
dari segerombolan orang yang bertindak anarkis.
Mengapa analisa itu muncul?
Karena tindak anarki yang ditampilkan berulang-ulang di media itu
nyaris tidak pernah menyentuh akar masalah. Tidak pernah diulas kenapa
sampai terjadi tindakan itu. Media seolah-olahbagai macan ompong ketika
harus bicara tentang para pengusaha tempat hiburan yang melanggar Perda
dan perundangan. Yang dimunculkan selalu kesan bahwa FPI adalah pelaku
tindak anarki. Namun pengusaha tempat maksiat yang jelas-jelas melanggar
hukum negara dan sekaligus hukum agama, sama sekali tidak pernah
diungkap.
Mengapa tidak pernah diungkap?
Karena para
cukong itu punya uang tak terhingga jumlahnya untuk bisa membuat para
wartawan, jurnalis bahkan pemred media sekalipun untuk duduk manis dan
tenang, tidak mengorek kesalahan para pengusaha maksiat. Sebaliknya,
uang juga bisa membuat mereka lebih fasih untuk mengatakan bahwa biang
keroknya adalah FPI.
Bahkan uang mereka bisa membuat pihak
aparat kepolisian pun duduk manis, diam seolah-olah tidak tahu bahwa ada
pelanggaran berat yang sedang terjadi di depan hidungnya.
Di
negeri kita, kebanyakan media dan dan institusi kepolisian memang masih
belum bisa gagah seperti yang sering kita lihat di film-film idealis.
Mungkin semua itu masih ada di 'Republik Mimpi'.
Dan kekuatan
rakyat yang diwakili oleh organisasi semacam FPI masih harus terus
menerima nasib buruk, yaitu dipelintir posisinya di media. Sayangnya,
FPI sendiri juga tidak punya kekuatan media yang kuat untuk menangkis
fitnah yang selalu memojokkan posisi mereka. Ini kritik positif buat
teman-teman di FPI untuk punya perhatian lebih dari sisi media center.
Niat, tujuan dan idealisme mereka untuk beramar makruf dan nahi mungkar
tidak pernah ada yang menyangsikan, kecuali oleh mereka yang suka
maksiat dan berlumur dosa. Tinggal bagaimana mereka sering-sering duduk
bersama dengan elemen lain umat Islam, bertukar pikiran dan berdiskusi,
sebelum melakukan aksi dan tindakan. Agar tindakan mereka tidak terkesan
bersifat individualis dan jalan sendiri, melainkan hasil dari
musyawarah dengan banyak unsur dan elemen umat.
Ajaklah
ormas-ormas Islam untuk mengupas semua masalah yang ada, tampilkan data
dan fakta, beri informasi dan bangkitkan semangat perjuangan para
petinggi ormas dan orsospol yang punya perhatian dalam masalah ini. Dan
minta masukan dari masing-masing mereka dan jadikan masalah ini menjadi
masalah bersama, bukan hanya masalah buat FPI saja.
Dan jangan
lupa, FPI perlu menggandeng secara lebih serius teman-teman jusnalis
muslim termasuk media-media yang konsern dengan amar makruf nahi
mungkar. Agar tindakan mereka diback-up oleh kekuatan media tandingan.
Kalau dijelek-jelekkan oleh media tertentu, setidaknya ada media lain yang bisa memberi second opinion yang berbeda.
Nah, bola ada di tangan anda teman-teman FPI, semoga Allah SWT selalu
membimbing niat dan tujuan anda menjadi sebuah solusi yang baik dan jauh
dari fitnah.
Sekedar membuat press release tentu teramat
lemah, karena pembentukan opini pada dasarnya adalah sebuah medan jihad
tersendiri. Kita tidak bisa hanya sekedar melakukan klarifikasi. Kita
butuh dukungan dari opini yang kita bentuk sejak awal leat jaringan pers
yang kuat, kokoh dan didukung oleh seua elemen umat.
Kenapa
tidak dibuat media massa khusus yang selalu mengangkat dasar tindakan
dan asal muasal suatu tindakan, jauh sebelum tindakan itu diambil?
Mengapa FPI tidak punya 100-an situs yang bekerja keras 24 jam untuk
mengundang simpati dan membentuk opini?
Mengapa FPI tidak
berpikir mendirikan sebuah stasiun radio yang akan menggiring opini umat
Islam agar berpikir kritis dan menyampaikan informasi yang
sebenarnya-benarnya? Atau setidaknya mengapa FPI tidak menggandeng umat
Islam yang lain yang punya radio-radio? Banyak radio milik umat Islam
dibiarkan 'nganggur' tidak punya konten, yang pada akhirnya cuma
menyetel lagu dangdung. Sayang sekali bukan?
Ketika Amerika
menyerbu Iraq kemarin, apa yang dilakukan oleh TV Aljazeera sudah sangat
luar biasa. Opini bahwa Amerika itu penjahat perang berhasil dibentuk.
Hampir semua mata tidak lagi mempedulikan TV asing lainnya. Yang mereka
tonton hanya satu, Aljazeera.
Sangat berbeda ketika dahulu di
zaman Iraq vs Kuwait yang masih dikuasai CNN. Umat Islam saat itu belum
punya kekuatan pers yang berani mengatakan tidak ketika dipaksa bilang
iya.
Nah, sudah saatnya teman-teman FPI membentuk jaringan pers
yang kuat dan mantap, mencakup semua jaringan pers yang milik umat
Islam yang ada.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer