Dalam berdoa tak perlu memakai bahasa Arab, jika tak paham maknanya. Karena berdoa adalah pekerjaannya hati. Biasanya, kalau sebuah (kalimat) doa itu sudah dihafal luar kepala, akhirnya bergeser menjadi pekerjaannya mulut, tidak keluar dari lubuk hati. Mulut komat-kamit sementara hatinya kosong. Percuma saja kalau demikian. (Pernahkan merasakan hal semacam ini ?)

Juga tak perlu muluk-muluk harus memakai doa hadiah/pemberian kyai. Sederhana saja doa itu, yaitu apa yang benar-benar menjadi desahan dan rintihan kalbu kita. Karena itulah kebutuhan kita.

Untuk memenuhi hal ini, kita harus senantiasa berfikir langkah apa yang telah dan akan kita lakukan hari ini, apa yang kurang dan adakah kiranya kendala menghadang. Maka kita lantas berdoa "Ya Allah, sukseskan tugas-tugasku hari ini."

Ambil contoh.... Ketika mendengar ada kawan sakit, segera tuluskanlah hati kita memohon "Ya Allah, sembuhkanlah dia". Tak perlu lama-lama mencari-cari dan mengingat-ingat kalimat Arab "syafaakallaahu mariidhak" (semoga Allah menyembuhkanmu).

Di sinilah kebenaran hadits "al-du'aa' mukhkhul 'ibaadah" (doa adalah otaknya ibadah).

Berfikir dan berdoa adalah dua langkah yang harus dijalankan secara berkelidan dan beriringan. Dengan kata lain, apa yang kita pikirkan itulah cita-cita kita, yang harus kita panjatkan dalam setiap doa. Baik cita-cita itu tinggal selangkah lagi, atau masih sekian ratus di depan, harus kita doakan.. Kita pikirkan.. Kita doakan. Terus begitu.
Jika demikian, langkah demi langkah kita adalah hasil fikiran yang baik. Dan kebaikan itu adalah ibadah.

Langkah selanjutnya (jika telah memahami hal di atas) adalah optimisme dalam berdoa. Banyak hadits yang menyiratkan hal ini.
"Berdoalah dan serta-merta mantaplah doamu dikabulkan. Karena ketahuilah Allah tidak mengabulkan doanya orang yang hatinya lupa (akan apa yg didoakannya)".

"Aku (Allah) bersama prasangka hambaKU kepadaKU, jika dia optimis maka hasilnya seperti apa yang ia harap, jika pesimis pun demikian.. hasilnya jelek seperti yang ia duga."

Penting juga ditambah dengan tata cara/adab berdoa, seperti berdoa dalam keheningan fajar, setiap usai sholat, menengadahkan kedua tangan dan tenang menghadap kiblat, dsb.

Ya demikianlah... Semoga hal ini lebih bisa membuka pemikiran kita, agar dapat lebih khusuk dan mantap dalam berdoa (karena tahu makna dan meresapi doa kita).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer